Langsung ke konten utama

Postingan

Kunci Meraih Kebahagiaan

Tanggal 3 Mei yang lalu, saya kembali membuat survei kecil-kecilan dihalaman FB ini. Alhamdulillah 34 orang yang memberikan like dan 25 orang memberikan komentar. Banyak respon yang mewakili pembaca atau teman FB saya. Silahkan bisa dicek dan baca komentar mereka.  Survei ini bisa Anda maknai serius, bisa juga tidak. Itu tergantung Anda yang melihat dan menangapinya. Saya sendiri mempostingnya dengan pikiran yang serius bukan bermaksud iseng-iseng. Ada alasan yang mendorong saya untuk bertanya kepada teman-teman.  Pertanyaannya apa yang kira - kira membuat hidup Anda bahagia? 1. Uang 2. Harta / kekayaan 3. Jabatan / tahta 4. Pasangan (suami, istri, pacar) 5. Keluarga 6. Kebijakan pemerintah 7. Pikiran 8. Kesehatan Setiap orang pasti berbeda jawabannya. Ada yang bilang tanpa uang, harta dan kekayaan kita tidak bisa hidup. Kita tidak akan bisa memenuhi kebutuhan makan, minum, pakaian sehari-hari. Tapi dalam kehidupan nyata, banyak orang yang bisa hidup meski kekurangan uang d
Postingan terbaru

Modal Menghayal Dapat Jubah dari Makkah

Hayalan saja Bisa Menjadi Realitas.  Pikiran tidak mengenal jarak dan waktu. Dengan menggunakan pikiran setiap orang bisa menjelajah kemana pun yang ia mau tanpa dibatasi jarak dan waktu. Kita bisa memikirkan atau berhayal sedang berada di Amerika, Eropa, Jepang atau Saudi Arabia hanya dengan duduk manis di rumah. Kita bisa memikirkan perasaan menyenangkan dengan teman-teman, sahabat atau keluarga kita ketika berada disebuah tempat meski jaraknya ratusan kilometer dari tempat kita berada saat itu. Kita cukup membayangkan, menghayalkan atau memikirkan sebuah tempat, maka pikiran akan meluncur ke sana seperti kecepatan cahaya.  Selain itu pikiran juga bisa menyebar, menggerakkan atau menarik sesuatu dari jarak jauh meski tanpa kita sadari. Hal ini persis dengan yang alami Ahyar, anak tetangga saya yang masih duduk dibangku kelas 3 SMA. Sepulang sekolah Ahyar bekerja memotong dan mengupas bawang merah milik seorang pedagang bawang dipasar Aikmel, Lombok Timur.  Kalau ia berhas

Menarik Durian dan Anggur

Seorang teman cerita, pernah pingin sekali makan durian. Keinginan itu ia pendam sendiri dalam pikirannya. Seminggu kemudian ia datang kerumah temannya, disana ternyata ia melihat buah durian. Tanpa ia minta, ia disuguhkan buah durian.  "Padahal dari rumah saya tidak pernah berpikir teman itu punya buah durian bang" katanya.  Suatu kali ia juga pingin menanam anggur dihalaman rumahnya. Selain halaman rumah bisa jadi teduh, buahnya juga bisa dipetik pikirnya. Tak lama setelah itu ia datang berkunjung kerumah temannya disuatu kampung.  Sampai disana ia menemukan banyak sekali bibit anggur yang dikembangkan oleh temannya itu.  "Sudah lama pingin nanam anggur dirumah" katanya yang langsung didengar oleh temannya itu.  "Gampang itu, nanti bawa aja" jawab temannya.  Tentu saja teman itu sangat senang, apa yang diinginkan selama ini sebentar lagi akan terealisasi.  Kalau baru ingin saja, sudah seperti itu. Apa lagi kalau diperjuangkan atau diusahakan.

Dua Pengalaman Nyata tentang Magnet Pikiran

- Apakah Anda pernah mengalami seperti yang saya alami? "Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri" ~Socrates. SAAT sedang duduk membaca buku di berugak depan rubah, muncul ide untuk mengirim WA seorang teman untuk bertemu dikantor LTN NU Lombok Barat. Setelah WA saya kirim, HP lalu saya letak disebelah kanan. Saya kemudian melanjutkan membaca buku yang tadi saya letakkan didepan saya duduk. Tak lebih dari tiga menit, teman yang saya WA itu menjawab. "Ini baru saja nyampai bang" katanya. Saya tersenyum membaca WA teman itu.  "Segera meluncur kesana" jawab saya. Yang membuat saya tersenyum ternyata frekuwensi pikiran teman itu terhubung dengan pikiran saya. Cerita lain. Pada acara bai'at PD-PKPU di Ponpes Abhariah, Jerneng, Labuapi, jam 2 tengah malam, (6/3) yang lalu saya mendapatkan topi bai'at langsung dari TGH.Khairil Abrar, pengasuh Ponpes Darunnajah Al Falah, Telagawaru, Labuapi.   Saya mendapatkan t

Pikiran Ula Menarik Gulali

Anak saya Ula ini sekarang sudah duduk di bangku kelas 5 SD. Salah satu karakternya, bila menginginkan sesuatu, ia akan kukuh sampai dapat. Ia bisa menangis berjam-jam kalau apa yang ia inginkan belum dipenuhi. Setelah dapat atau dibuatkan, malah cepat bosan.  Walau begitu, saya sering dibuat kaget dan takjub dengan kekuatan pikirannya. Biasanya saya mulai ngeh (sadar), kalau sudah terjadi. Itu sudah beberapa kali terjadi, sebagian sudah saya ceritakan di halaman Facebook ini, ada juga saya ceritakan di channel YouTube saya.  Beberapa waktu lalu misalnya saat kami berteduh karena hujan lebat di sebuah ruko pinggir jalan by pass, tepatnya di Batujai, Lombok Tengah. Waktu kami berhenti untuk berteduh, disana sudah terdapat banyak orang yang juga berteduh di tempat itu. Kebetulan sore itu penutupan MotoGP Mandalika 2022 yang lalu.  Di antara yang berteduh itu terdapat seorang pedagang gulali. Itu nampak karena disebelah kami terdapat gerobak gulali -sebuah makanan yang terbuat

Pikiran Negatif Menarek Kejadian Sial

Ahad, (22/1) lalu saya memposting tulisan, "Keinginan Makan Durian yang Menjadi Realita" di halaman Facebook ini. Tulisan itu lalu saya bagi digroup WA alumni organisasi kampus yang mana saya pernah menjadi ketuanya. Itu group yang memang dihajatkan sebagai ruang silaturahmi dan berbagai informasi dengan para alumi.  Tak lama setelah itu seorang teman anggota group merespon dan menanggapi tulisan tersebut. Ia bercerita akan kejadian yang ia pikirkan lalu terjadi pada anaknya. Apa yang ia pikirkan benar-benar menjadi realita. Saya masukkan cerita lengkap seperti yang ia tulis digroup.  "Dua hari kemarin saya mau akali mantan pacar (istri), agar cepat pulang ngajar. Dengan dalih anak jatuh...Kemarin sore, saya temani anak main sambil saya tuntaskan pekerjaan dileptop.  Di hari yang sama, saya masih kepikiran mau telpon istri, anak jatuh agar cepat pulang. Tak ada angin tak ada hujan. Anak kami pun jatuh dari sepeda sampai kepalanya luka berdarah. Luar biasa kek

Meminta Kantor yang Nyaman dengan Pikiran

Suka senyum-senyum sendiri kalau apa yang saya pikirkan dan ingin kan itu terjadi atau terwujud secara nyata. Maka salah satu hoby saya belakangan ini adalah mengamati dan mencermati proses terjadi atau terwujudnya pikiran atau keinginan yang saya program dalam pikiran. Sejak satu setengah bulan lalu misalnya, saya bersama teman-teman ingin punya kantor, sekretariat atau tempat untuk merancang program yang mudah dijangkau oleh teman-teman. Kalau bisa lokasinya diseputaran Labuapi, Lombok Barat. Labuapi menurut saya adalah lokasi paling tengah. Jadi temen-teman yang dari Gunung Sari, Batulayar, Narmada tidak terlalu jauh kalau datang. Begitu juga teman-teman yang dari Lembar, Gerung, Kuripan dan Kediri juga mudah menjangkau. Sebagai bentuk ikhtiar, saya dan seorang teman sebenarnya sudah mencari. Dua lokasi sudah kami kunjungi dan periksa tapi belum berhasil.  Maka dalam satu silaturrahmi keinginan dan cerita itu saya sampaikan kepada tuan rumah yang kami kunjungi. Tanpa kam

Memesan Kursi Pelatihan di Hotel Bintang 5 dengan Kekuatan Pikiran

Awal bulan Juli 2022 lalu saya hampir tidak ada kesibukan yang menyita waktu banyak. Hal itu saya pergunakan untuk mempelajari dan mendalami berbagai hal yang menjadi interest saya belakangan ini, baik dengan membaca buku-buku, mengikuti acara zoom, menonton atau membuat video YouTube. Saya lalu kepikir, "Wah sudah lama ini saya tidak ada undangan kegiatan atau acara. Pingin rasanya dapat undangan kegiatan atau pelatihan terkait peningkatan kapasitas digital" gumam saya di suatu tempat. Tentu saja kegiatan, pelatihan atau acara yang saya inginkan itu sifatnya ofline, bukan online. Setelah itu, pikiran tentang itu saya lepas dan tidak inget lagi. Pertengahan 2022 itu, penyebaran covid di Indonesia sudah mulai menurun. Kira-kira seminggu atau dua minggu setelah itu, istri saya mendapatkan undangan untuk mengikuti pelatihan dari  Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Deprindag) Lombok Barat. Setelah menyatakan kesediaan untuk ikut, namanya lalu dikirim kepada panitia

Mengobati Penyakit dengan Merubah Pikiran

Seorang ibu datang berobat ke salah seorang tenaga medis. Oleh tenaga medis yang ia temui dan memeriksanya tersebut mengatakan, ia mengidap penyakit diabetes. Kita sebut saja tenaga medis pertama.  Karena yang mengatakan seorang tenaga medis, ibu itu percaya dan yakin bahwa ia memang mengidap penyakit diabetes. Setelah itu ia dituliskan resep obat yang bisa dibeli di apotik, setelah itu obatnya diminum. Diabetes, jenis penyakit yang cukup banyak diderita oleh masyarakat saat ini. Penyakit ini terjadi karena tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Ini disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula (manis-manis). Ia juga sering disebut penyakit gula atau kencing manis.  Diabetes ini juga tergolong penyakit kronis dan tidak mudah disembuhkan. Ahli kesehatan membagi penyakit ini menjadi dua kategori ; diabetes kering dan diabetes basah. Diabetes kering kalau mengalami luka bisa cepat sembuh. Kalau diabetes basah, itu agak sulit sembuh. Luka

Mengetahui Cara Berpikir Lawan Bicara

Mengetahui cara atau model berpikir orang lain menurut saya sangat penting. Lebih-lebih kepada teman atau lawan bicara kita. Dengan mengetahui cara berpikir lawan bicara diharapkan pembicaraan akan jadi nyambung dan komunikatif. Kalau tidak paham, baru berbicara sedikit sudah saling berlawanan. Kalau kedua belah pihak kukuh dengan pandangan dan cara berpikirnya sendiri, tentu tidak mudah mencari titik temu pembicaraan. Bisa-bisa pembicaraan akan berhenti sampai disitu. Maka mengetahui cara atau model berpikir orang lain menurut saya bagian dari kemampuan komunikasi yang perlu kita ketahui dan pelajari. Saya beruntung membaca buku, "How To Be A Brilian Thinker" yang ditulis oleh Paul Sloane, seorang penulis kelahiran Amerika yang sudah menulis 17 buku. Ia juga dikenal sebagai ahli berpikir lateral-pararel, berpikir analitis, solutif dan memenangkan argumen. Paul juga sangat menganjurkan cara berpikir berbeda untuk menemukan berbagai solusi dari masalah yang kita